Wednesday, July 30, 2008
Perut Tumbuh Kawat
Perut Tumbuh Kawat
MUI Menduga Santet
Samarinda, CyberNews. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Samarinda KH Zaini Naim, juga memberi tanggapan atas penyakit aneh yang diderita Noorsyaidah (40), warga Jl AW Sjahranie, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Wanita "Si Perut Kawat" lantaran ada kawat yang terus tumbuh dan keluar dari perutnya itu, sudah menderita selama 17 tahun terakhir.
Ditegaskan Zaini Naim, apa yang dialami Syaidah bukanlah mukjizat. Karena mukjizat hanyalah dimiliki oleh para nabi dan Rasulullah. Sementara manusia yang memiliki kelebihan dari Allah, disebut karomah atau maonah.
"Tapi bila seseorang mendapat karomah atau maonah, tidaklah menimbulkan sakit berkepanjangan yang seperti itu. Biasanya seperti orang bisa menyembuhkan berbagai penyakit atau bahkan bisa berjalan di atas air. Itu baru disebut karomah. Tetapi tak sampai menimbulkan sakit, seperti yang terjadi itu," ungkap Zaini Naim.
Lalu apa yang menimpa Noorsyaidah? Zaini Naim menduga, itu adalah perbuatan seseorang, yang ingin menyakiti atau memiliki tujuan tertentu. Bahkan, ia menduga santet. Makanya, ia mengharapkan agar Syaidah tetap sabar dalam menerima cobaan itu. Syaidah jangan sampai menyerah dan tetap mendekatkan diri kepara Allah SWT.
"Tetaplah mendekatkan diri kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah yang tahu segalanya, juga tahu bagaimana kadar iman seseorang dan bagaimana menyembuhkannya. Tetapi tetaplah berusaha melakukan penyembuhan. Misalnya dengan medis melalui operasi atau ke para kyai untuk meminta pertimbangan," ujar Zaini Naim.
Kok santet? Dijelaskan Zaini Naim, di zaman Nabi Sulaiman, ada para tukang sihir yang melempar tali kemudian berubah menjadi ular, atas seizin Allah. Begitu juga yang terjadi saat ini. Sering ada hal-hal di luar akal sehat untuk mencapai tujuan atau membalas perlakuan yang diterimanya.
Zaini Naim pun mengimbau kepada pelaku untuk bertobat. Karena menurutnya, segala keburukan yang dilakukan kepada orang lain, pasti akan kembali kepada dirinya sendiri.
(Sapos, kal /smcn)
Perut Tumbuh Kawat
Saksi Mata: 'Saya Lihat Kawat Itu Keluar'
Samarinda, CyberNews. menanggapi fenomena munculnya kawat berduri dari perut Noorsyaidah (40), warga Jl AW Syahranie Kutai Timur sejak 17 tahun yang lalu, semakin panas. Berbagai pendapat muncul. Ada yang menyebut itu adalah ilmu santet, ada pula yang menyebut kesengajaan untuk mencari sensasi. Namun, seorang saksi hidup mementahkan pendapat kedua yang menyebut adanya unsur kesengajaan.
Sekitar 30 meter dari rumah kakak kandung Syaidah di Jl Merdeka III RT 88 Samarinda Utara, tinggal wanita berusia 55 tahun bernama Hj Asmuliah. Wanita yang usianya lebih setengah abad itu juga selaku Ketua RT 88.
Adalah Asmuliah, salah seorang saksi hidup yang pernah melihat kawat tersebut muncul dan terlepas dari perut Syaidah. Diceritakan Asmuliah, sebenarnya ia sudah mengetahui apa yang menimpa Syaidah sejak 17 tahun lalu tepatnya tahun 1991. Ketika itu, salah seorang anaknya bernama Idah, adalah kawan baik Syaidah sejak kuliah.
Suatu hari, Idah menceritakan kepadanya tentang apa yang menimpa Syaidah. Sejak itu, ia pun sering menjenguk Syaidah dan kerap membantu ketika Syaidah melakukan pengobatan. Bahkan Idah pun pernah ikut ke rumah sakit di Surabaya bersama Syaidah.
Asmuliah menyebut, sekitar tahun 1991, ia pernah ikut serta dalam proses zikir bersama di salah satu rumah di Jl Kebahagiaan, Samarinda Utara. Saat itu, zikir yang dimaksudkan untuk mengobati Syaidah, hanya diikuti beberapa anggota keluarga. Kata Asmuliah, saat itu Syaidah duduk di tengah diantara peserta zikir.
Ketika semua sedang khusyu membaca doa, tiba-tiba wajah Syaidah berubah seperti menahan sakit. Namun yang dilihat Asmuliah, dengan mata terpejam dan wajah meringis kesakitan, Syaidah tetap melanjutkan membaca doa.
Tak lama kemudian, betapa terkejutnya ia ketika melihat kawat yang menempel di perut Syaidah bergerak keluar dan terlepas. Sontak ini membuatnya hampir tak percaya. "Saya sangat kaget dan hampir tak percaya dengan apa yang saya lihat. Saya lihat kawat itu keluar. Kawat itu benar-benar bergerak keluar dan terlepas. Saya sampai merinding dan gemetaran melihat itu," ujar Asmuliah menceritakan.
Setelah terlepas dan jatuh, kawat itu segera dibungkus dengan kapas dan dimasukkan ke dalam Al Quran. Namun ternyata, usaha itu tidak berhasil sesuai harapan. Karena hingga kemarin Syaidah masih mengalami kejadian aneh tersebut.
Asmuliah mengaku telah banyak menahan paranormal dan masyarakat yang hendak menjenguk Syaidah. Pasalnya, sejak pemberitaan yang begitu mencuat, Syaidah semakin kebanjiran tamu.
"Saya kasihan dengan Syaidah. Apalagi keluarganya minta saya sebagai RT untuk membantu membatasi orang-orang yang hendak menemui Syaidah," timpal Asmuliah.
(Sapos /smcn)
Kawat Masuk Perut Saat akan Dicabut
Saturday, 12 July 2008
Sisi Kehidupan Manusia Kawat (3-habis)
Upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi orang pintar sudah dilakukan Noorsyaidah untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Tapi kawat-kawat runcing yang bermunculan di perut dan bagian dadanya itu tak juga hilang, bahkan terus tumbuh.
Noor (panggilan Noosyaidah) adalah guru TK di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) yang selama 17 tahun terakhir ini menderita penyakit aneh. Dari dalam tubuh wanita berusia 40 tahun itu bermunculan potongan-potongan kawat sepanjang 10 hingga 20 sentimeter.
Noor bercerita, pernah suatu saat ia dibantu kakak kandungnya mencoba untuk mencabut sendiri kawat-kawat itu, tetapi yang terjadi justru kawat tersebut masuk ke dalam tubuhnya. Dan, beberapa saat kemudian kawat itu muncul kembali di bagian badannya yang lain.
Dua kali operasi besar pernah dilakukan di rumah sakit. Yang menangani pun tidak sembarang dokter bedah. Tapi spesialis bedah yang juga agak mengerti soal guna-guna. Meski begitu, para dokter itu masih kelabakan juga. Yang paling susah ketika hendak mencari dan mengangkat kawat-kawat yang belum menyembul keluar. Kawat-kawat yang masih tersembunyi dalam perut itu terus bergerak, berpindah-pindah lokasi. Untuk mengangkat kawat nakal itu, tim dokter kemudian memakai besi sembrani.
Kini Noor berharap ada dokter atau orang sakti yang terketuk untuk menolong adiknya. “Kami tidak tahu lagi. Kalau sekarang informasi ini keluar di media, itu bukannya kami butuh bantuan materi. Kami hanya berharap ada yang membantu memberi informasi dokter atau orang pintar yang bisa menolong,” kata Hj Siti Robiah, kakak kandung Noor.
Di Sangatta, ada orang pintar yang pernah mencoba membantu mencabut kawat-kawat di tubuh Noor. Begitu dicabut, darah bercucuran, lalu muncul lagi kawat dari bekas cabutan itu. Usaha mencabut lantas dihentikan. Setelah itu Noor membiarkan saja. Percuma dicabut, toh muncul lagi.
Seringkali kawat-kawat itu lepas sendiri dari tubuhnya. Seingat Noor, dalam 7 bulan terakhir ini, sudah lebih 100 batang kawat yang lepas sendiri. Malah beberapa di antaranya lepas di depan ibu-ibu pengajian binaannya, tanpa disadari Noor. “Bu..bu.. kawatnya ada yang jatuh,” begitu ibu-ibu pengajian memberitahu Noor bila melihat ada kawat jatuh. Biasanya Noor kemudian memungut dan menyimpannya
Kemarin, pihak RSUD AW Syahranie, Samarinda, yang tergerak untuk membantu Noor, memulai tahap pengobatan. Tim dokter yang dipimpin langsung oleh Direktur RSUD AW Syahranie, dr Ajie Syirafuddin menjemput Noor di rumahnya sekitar pukul 08.00 pagi.
Awalnya, keluarganya sempat menolak karena khawatir dengan kondisi mental Noor. Tetapi tim dokter yang beranggotakan tujuh orang itu berhasil merayu Noor sehingga mau dibawa ke RSUD. Noor kemudian masuk ke ruang MSCT Scaning untuk melihat kondisi organ dalamnya. Setelah itu ia masuk ke ruangan sinar X.
"Ini masih tahap awal. Kami baru melakukan diagnosa. Setelah proses ini selesai, akan kami rapatkan. Untuk langkah selanjutnya kami serahkan kepada keluarga, apakah mereka siap atau tidak," ujar Ajie.
Sementara itu, KH Zaini Naim, Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Samarinda, membenarkan pihaknya telah dihubungi RSUD untuk terlibat dalam tim yang menangani kesembuhan Noor. "Kami dari MUI sangat siap karena penanganan penyakit seperti ini memang harus juga dilakukan dengan pendekatan agama," kata KH Zaini.
Kepada Noor, KH Zaini berpesan agar tabah dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Semua ujian atau penyakit yang diturunkan-Nya, harus diyakini ada obat penawarnya, apa pun itu penyakitnya.
"Allah Maha Kuasa, tidak ada satu pun ujian yang diberikan-Nya kepada hamba-Nya tanpa ada obatnya," katanya.
Di tempat terpisah, paranormal Ki Joko Bodo yakin bahwa penyakit yang kini diderita Noor bukanlah penyakit biasa. Karena itu, penyakit itu tak akan bisa disembuhkan secara medis.
"Penyakit dia adalah penyakit yang dibuat orang. Menurut ramalan batin saya, apa yang dideritanya itu sudah lebih dari lima tahun," kata Ki Joko Bodo.
Penyakit Noor, menurut Joko Bodo, `dikirim` oleh orang yang pernah sakit hati padanya. "Dalam hal percintaan. Dia pernah memutus hubungan dengan seseorang sehingga membuat orang itu sakit hati. Sebetulnya menyembuhkan Noor mudah," jelas Ki Joko Bodo.
Yang diperlu dilakukan Noor, kata paranormal nyentrik ini, adalah mencari tahu siapa orang yang pernah disakitinya. Kemudian, meminta maaf atas segala yang pernah ia lakukan kepada orang itu.
"Harus tahu dulu siapa saja yang pernah berhubungan (cinta) dengan dia sebelumnya. Kemudian, siapa yang paling berat cintanya, dan yang paling berat saat ditolak oleh Noor ketika itu. Masa lalu dia, dalam hal percintaan harus diingat-ingat betul. Kalau sudah ketemu, minta maaf, mudah-mudahan sembuh, " papar Ki Joko Bodo.
Joko yakin, penyakit Noor tak akan bisa disembuhkan dengan pengobatan medis biasa.suyanto/tk
(begitu banyak yang harus kita pelajari...dan tidak tertampung di benak kita...ALLAHU AKBAR)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
fyufth ......
ReplyDeletesmmogga , cppett semmbuhh iia . . .
-amiend-
bbuu , ,
ReplyDeletekalloo kllus ddua ,
adda lless gg ???
Les apaan Artie?
ReplyDeleteIbu sih ngga ngasih les. Tapi kalo malem di rumah ibu ,tiap hari anak2 yg kesulitan PR IPA,mat, bhs ing...dll diskusi bersama2.jadwal klas 2 smp : selasa + jumat ba'da isya. Mo ikutan?