Abu Muhammad al Julani adalah pemimpin baru Suriah setelah rezim Bashar al Assad runtuh pada 8 Desember 2024. Beliau merupakan sosok kunci yang berperan besar dalam perubahan kepemimpinan di Suriah tersebut .Abu Muhammad al-Julani adalah seorang pemimpin militer Suriah yang saat ini menjabat sebagai Emir Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) sejak tahun 2017. Lahir di Riyadh, Arab Saudi, pada tahun 1982, dari keluarga Syria asal Bukit Golan. Ayahnya, Hussein al-Sharaa, adalah seorang aktivis pelajar nasionalis Arab dan jurutera minyak .
Al-Julani memulai karir militernya dengan bergabung dengan al-Qaeda di Irak pada tahun 2003, dan berjuang selama tiga tahun dalam pemberontakan Irak. Ia ditangkap oleh tentara Amerika Serikat dan dipenjara selama lima tahun, sebelum dibebaskan pada tahun 2011. Setelah itu, ia kembali ke Suriah dan memimpin Jabhat al-Nusra, cabang al-Qaeda di Suriah .
Pada tahun 2016, al-Julani memutuskan hubungan al-Nusra dengan al-Qaeda dan menggabungkannya dengan organisasi lain untuk membentuk Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) pada tahun berikutnya. Di bawah kepemimpinannya, HTS menjadi salah satu kelompok paling berpengaruh di Suriah.
Berikut beberapa informasi tentang Abu Muhammad al-Julani:
Kehidupan Pribadi
1. Abu Muhammad al-Julani dilaporkan telah menikah dan memiliki anak.
2. Namun, tidak banyak informasi tentang keluarganya yang tersedia untuk umum.
Latar Belakang Agama
1. Al-Julani berasal dari keluarga Sunni.
2. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam perjuangan Sunni di Suriah.
3. Sebagai pemimpin HTS, ia menerapkan ideologi Islam Sunni yang konservatif.
Apakah istrinya berhijab?
1. Tidak ada informasi resmi tentang istrinya tidak berhijab.
2. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa istrinya mungkin tidak selalu mengenakan hijab di depan umum.
Kondisi Suriah saat ini relatif stabil setelah kejatuhan rezim Bashar al-Assad. Pasukan oposisi, dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), telah mengambil alih kendali atas sebagian besar wilayah Suriah, termasuk ibu kota Damaskus.
Pemimpin HTS, Abu Mohammad al-Julani, telah menyatakan bahwa lembaga-lembaga publik tidak akan segera diberikan kepada pasukan militernya, melainkan akan dipegang sementara oleh Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali sampai transisi politik penuh selesai.
Suriah masih menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali negara dan ekonomi yang hancur akibat perang selama bertahun-tahun. Sekitar 90 persen penduduk Suriah hidup di bawah garis kemiskinan, dan banyak yang tinggal di kamp pengungsian.
Namun, kejatuhan rezim Assad dan pengambilalihan kekuasaan oleh oposisi telah membawa harapan baru bagi rakyat Suriah. Banyak warga Suriah yang merayakan kejatuhan rezim Assad dan berharap akan masa depan yang lebih cerah .
No comments:
Post a Comment
komentar silahkan disini